PERBEDAAN
ANTARA SMA DAN MA
( Oleh: Debi Pranata – NPM.1411050268)
Sekilas, ketika kita mendengar ataupun membaca
mengenai kedua istilah ini, tentu yang tersirat dalam benak kita adalah SMA
adalah sekolah umum dan MA adalah sekolah sederajat dengan SMA tapi yang
berbasis keislaman. Dari segi yang menaungi, SMA (Sekolah Menengah Atas) salah
satu lembaga pendidikan formal di bawah naungan kementerian pendidikan,
tingkatan lain yang masih dibawah naungan menteri pendidikan misalnya TK (Taman
Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), universitas,
dan lain-lain. Sedangkan MA (Madrasah Aliyah) adalah salah satu lembaga
pendidikan yang di naungi oleh kementerian agama, kemudian untuk tingkatan lain
dibawah naungan kementerian agama ada RA ( Roudhlotul Atfal), MI (Madrasah
Ibtidaiyah), MTS (Madrasah Tsanawiyah), STAIN, IAIN, dan lain-lain. Tk
sederajat dengan RA, SMP sederajat dengan MTS, dan SMA sederajat dengan MA,
serta universitas sederajat dengan STAIN atau IAIN. Jadi, SMA dan MA berada
pada derajat yang sama.
Dilihat dari segi kurikulumnya, SMA dan MA memiliki
perbedaan dari segi mata pelajarannya. Namun masih menggunakan kurikulum dari
produser yang sama yaitu kurikulum yang dikeluarkan oleh BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan). Pada pelajaran di SMA pembelajaran mengenai agama
khususnya agama Islam hanya memperoleh alokasi waktu yang sedikit dan
pembahasan materi pemaparannya bersifat umum dan kurang mendalam. Sedangkan
pelajaran di MA pembahasan di bidang keIslaman
lebih diperdalam dan beragam macam mata pelajarannya tidak hanya di kemas dalam
satu mata pelajaran, tanpa mengurangi mata pelajaran seperti matematika, bahasa
inggris, bahasa indonesia, sains,
social, dan lain-lain. Jika di SMA hanya ada pelajaran agama Islam saja, tetapi
di MA dibahas terperinci seperti akidah akhlak, fiqh, sejarah kebudayaan Islam,
sejarah peradaban Islam, Al-Quran hadits.dan lain sebagainya. Secara garis
besar dapat dikatakan MA mempelajari sub bab yang ada pada mata pelajaran agama
Islam di SMA.
Di MA tentunya umat Islam lebih leluasa dalam
melakukan hak dan kewajibannya karena
memang berada di lingkungan yang berbasis Islam. Lain halnya dengan di SMA,
umat muslim akan merasa enggan dan kurang leluasa dalam melakukan hak dan
kewajibannya. Hak dan kewajiban disini bukan hanya menunaikan shalat atau puasa,
tetapi banyak yang lainnya. Meskipun setiap orang berhak beribadah sesuai
dengan agamanya masing-masing, namun tetap saja ada perbedaan. Bisa di kita
lihat di SMA kegiatan ekstrakurikuler banyak hal dan macamnya. Di bidang agama Islam,
mungkin hanya rohis (rohani Islam) saja. Tapi di MA labih banyak ekskul yang berates
namakan Islam. Misalkan ada ekskul rebana, qiro-qiroah dan sebagainnya. Sama
halnya seperti mata pelajaran tadi di SMA hanya rohis sedangkan di ma
komponen/ kegiatan yang ada di dalam
rohis tersebut di jabarkan menjadi ekskul tersendiri dan lebih diperdalam lagi
di MA.
Jelas saja perbedaan SMA dan MA akan dirasakan oleh
seseorang khususnya umat muslim karena di SMA semua siswa dengan berbagai latar
belakang agama boleh masuk. Sedangkan MA hanya yang beragama Islamlah yang
masuk, jelas akan dirasakan perbedaan ketika senantiasa berada dan bergaul
denga orang-orang yang seiman dengan kita. Yang insyalah itu semua akan
berpngaruh pada tindakan dan pola pikir kita sebagai seorang muslim akan mengarah
pada Allah Swt. Di SMA kita akan disibukkan dengan pluralitas yang ada sekolah
tersebut. Sehingga nantinya kegiatan yang dilakukan pun tidak mengarah pada Islam
bahkan malah melenceng jauh, merayakan natal karena ada teman beragama kristian
misalnya. Memang, sebagai muslim harus bertoleransi dan berbuat baik kepada
siapapun. Namun tidak dengan urusan agama.
Kemajuan yang sangat pesat akhir-akhir ini dalam
dunia pendidikan Islam di Indonesia memberikan angin segar untuk umat Islam.
Kemajuan yang sangat pesat ini di tunjukan dengan banyaknya antusiasme atau
minat orang tua murid untuk menyekolahkan putera- puterinya ke sekolah yang
berbasis Islam. Kemudian sekarang banyak juga tumbuh ataupun berkemban,g banyak
sekolah Islam seperti sekolah Islam terpadu misalnya. Kita ambil contoh di
bandar lampung saja sekoah Islam memiliki prestasi yang tidak kalah dari
sekolah umum bahkan lebih malah dan tidak bisa di pandang sebelah mata, yayasan
Al-Azhar misalnya. Namun untuk sekolah yang umum terkesan biasa saja dan hanya
begitu-begitu saja dari dahulu. Tidak terlihat perkembangan secara menonjol
seperti halnya pendidikan Islam.
SMA dan MA memiliki tujuan yang sama yaitu
melaksakan tujuan pendikan nasionl yang banyak tercatat di berbagai konstitusi
negara kita. Namun jalan untuk mencapai tujuan tersebut berbeda dan beragam
macamnya. Dengan cara dan strategi apapun antara MA dan SMA semoga tetap dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang ada di Indonesia saat ini. (Aamiin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar