/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/symbols/sym-5/sym452.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

cari di sini

Senin, 28 Desember 2015

Debi Pranata : RESENSI BUKU KABUT PENDIDIKAN DI INDONESIA

RESENSI BUKU KABUT PENDIDIKAN DI INDONESIA
(Oleh : Debi Pranata ~ NPM.141050268)
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
cover buku

Judul buku           : Kabut Pendidikan di Indonesia
Pengarang          : Budy Sugandy, M.Sc.Ed 
Penerbit             : Sai Wawai Publishing 
Tahun terbit / cet : 2015 / II 
ISBN                  : 978-02-71788-0-9 
Jumlah halaman    : xvi + 115 halaman 
Ukuran buku             : 14 x 21 cm 
Harga                       : Rp. 35.000,-




Buku ini secara garis besar membicarakan tentang romantika pendidikan di Indonesia. Khususnya mengenai isu-isu terhangat ketika buku ini di tulis. Pada bagian awal penulis mengisahkan perjalanan kisahnya selepas menyelesaikan program strata-1 nya. disela-sela kisanya tersebut, penulis sembari memperkenalkan diri. Meskpiun tidak secara tersurat perkenalanya, namun sudah tertangkap jelas karakter penulis yang smart, aktif beroganisasi, dan masih bayak lagi. Selanjutnya, penulis memaparkan kisah terdangkal hingga kisah terdalamnya sampai diraihnya Turkish Government Scholarship & Erasmus Mundus. Dala bagian ini, juga di paparkan hal-hal apa saja yan harus disiapkan untuk melanjutkan study ke luar negeri dengan beasiswa, seputar wawancara, sampai tips hidup hemat saat berada di negeri orang saat belajar.

Pada bagian pertama, Buku degan pengantar Abdullah hariadi kusumaningprang (konjen RI di Istambul Turki) ini menjelaskan tentang banyak hal permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia, dan penulis mencoba membadingkannya dengan sitem pendidikan yang ada di luar negeri, khususnya tempat penulis menuntut ilmu, juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia dalam mengadakan perbaikan sistem pendidikan di negeri ini. Tidak hanya sebatas itu, pada bagian ini di paparkan hal-hal yang bersinggungan langsung mengenai permasalah pendidikan di Indonesia seperti  pembahasan TKI dan MEA. Lebih lagi penulis memberikan tulisan-tulisan yang bisa dijadka rujukan untuk para pelajar dalam menjalani proses pembelajarannya.  Seperti ada sub bagian belajar dari sekitar, budaya diskusi. Salah satu kalimat yang menarik yang beliau pinjam dari Skinner dan Waston yaitu :
 “Mari kita pilih, mau mejadi manusia berbentuk apa kita ini ?”
Barang kali itu sudah cukup mewakili tentang bagaimana seharusnya seorang pelajar khususnya mahasiswa dalam menjalani proses studinya.

Setelah itu pembaca di ajak berjalan-jalan keluar negeri melihat berbagai tantangan mahasiswa Indonesia saat berada di luar negeri setelah sebelumnya juga di ajak jalan-jalan ke Yogyakarta ke  PPPPTK salah satu lebaga di bawah kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud). Di terangkan tentang pengembangan pendidikan khususnya dibidang matematika (sesuai programstudi penulis saat s1 yakni pendidikan matematika), berbagai macam alat peraga dan berbagai keunikan matematika.

Kajian model pembelajaran pun ta luput dari buku ini, model pemelajaran yang di bahas adalah  model pembeajaran TGT (Team Game Tournament). Sub bab pada bagian ini meliputi masalah matematika, kooperatif tipe TGT vs konvensional, eksperimen kelas, kurangi dominasi guru, serta model pembelajaran menyenangkan. ini juga dapat dijadikan panduan oleh seorang pendidik ataupun mahasiswa yang sedang menggarap tugas akhirnya.

Pemakaian bahasa.
Penulis menggunakan bahasa sederhana yang gampang untuk dipahami tanpa mengurangi makna yang ingin beliau sampaikan. Membaca buku ini seola sedang berbincang dengan penlisnya langsung. Karena memang bahasa yang digunakan sama persis saat beliu sedang berbicara. Bagi yang pernah birbincang atau melihatnya ia berbicara pasti dapat membayangkan pada kalimat ini, bahasa tubuhnya bagaimana. Itu menandakan bahwa bahasa yang digunakan sangat bersahabat.

Kelebihan dan kekurangan.
Pemaparan yang lugas dan kesederhanaan bahasa merupakan hal menonjol dari buku ini. Buku ini dapat di konsumsi oleh semu kalangan, karena pebahasan dalam buku ini sangat luas sekali. Adanya lampiran membantu pemahaman dalam memahami isi materi. Pesan moral sangat banyak sekali dijumpai dalam tulisan ini, seperti etika terhadap oran tua, terhadap orang yang lebih tua dan lain sebagainya. Namun, disamping itu pembahasan pada setiap sub bab terkesan terpotong dan tidak tuntas, terlalu singkat. Pada bagian kata pengantar beliau memparkan akan membahas perjalanan hidupnya dari Sekolah Dasar di desa hingga ke Jerman. Tapi, pada kenyataanya tidak ditemui pada tulisan ini, hanya langsung saat selesai S1. Padahal ini juga hal yang tidak kalah penting dari isi kesuluruhan buku, karena dapat memotivasi pembaca. Sistematika penulisan juga masih ditemui ada beberapa kesalahan.

Secara umum, buku ini adalah buku yang memberikan menu lengkap kepada pembaca, jadi layak untuk di baca oleh semua kalangan.

7 komentar:

Allah